Senin, 15 Juni 2015

ff marriage life romance


Chapter 3
'I'll Protect You, You're My Everything'

Author: Mhaya_Seulbi92
Cast: kim yun hee, cho kyu hyun, jessica jung.
Other cast: cari tau sendiri
Genre: romance, sad
Ratting: pg 17
Light: chapter
Disclamer: I hate copas, ini murni imajinasi aku sendiri. Hargai karya orang,  I hate silent reader. Jdi tinggalkan koment kalian ya!
Warning: banyak typo beterbangan.

Happy Reading...!!!!

Author POV

"Apa enak?" Tanya Kyuhyun.

"Eum... " angguk Yunhee senang.

"Bagaimana keadaan kandunganmu...?" Tanya Kyuhyun lagi.

"Baik. Maaf merepotkanmu ." Jawab Yunhee.

"Kandungan...???" Tanya seorang yeoja yang datang tiba tiba .  Kyuhyun dan Yunhee menengok ke arah suara itu. Kyuhyun nampak sangat terkejut atas kedatangan yeoja itu.

"Eom...eomma...!!!" Ujar Kyuhyun terbata bata. Kyuhyun terkejut melihat kedatangan ibunya yang tiba tiba. Yunhee yang kala itu sedang memakan apel, menjatuhkan apelnya karena ikut terkejut. Ibu Kyuhyun berjalan mendekati mereka.

"Siapa yang hamil?" Tanya ibu Kyuhyun tegas. Yunhee yang ketakutan hanya diam menunduk. "Eomma bertanya, siapa yang hamil?" Tegas ibu kyuhyun. Dengan sedikit gugup Yunhee memberanikan diri untuk bicara.

"Jwosonghamnida. " jawabnya singkat.

"Kau. Siapa kau? Dan siapa ayah dari anak dalam kandunganmu? "Tanya ibu kyuhyun lagi. Yunhee sangat ketakutan ia takut akan di usir oleh ibu Kyuhyun.  Tubuh Yunhee nampak bergetar menahan takut. Kyuhyun yang melihat wajah Yunhee yang mulai pucat juga nampak khawatir.

"Aku yang menghamilinya eomma....!" Ujar Kyuhyun yang berhasil membuat dua yeoja itu membelalakan mata. Bahkan Yunhee tidak bisa berkata apa apa.

"Mwo? " kaget ibu Kyuhyun.

'Bugg bugg bugg' suara hantaman tas yang dipukulkan pada Kyuhyun.

"Kau... dasar namja tidak tau diri... kenapa kau menghamili anak orang hahh? Mau kau taruh dimana nama keluarga kita? " ujar ibu Kyuhyun dengan terus memukuli putranya. Sedang Yunhee berusaha membantu menghalangi ibu Kyuhyun yang ingin terus memukuli putranya itu.

"Kumohon hentikan" kata Yunhee. Ibu Kyuhyunpun menghentikan kegiatan pemukulan brutal itu. Sedang Kyuhyun bersembunyi dibalik tubuh mungil Yunhee. "Jangan pukuli Kyuhyun-ssi lagi. Aku yang salah dalam peristiwa ini. Aku meminta maaf karena membuat kekacauan dikeluarga kalian.  Maaf." Ujar Yunhee.

"Apa maksudmu...?" Tanya Kyuhyun. Yunhee membalikkan tubuhnya dan menghadap Kyuhyun.

"Maafkan aku. Aku akan pergi. Terimakasih atas perhatianmu selama ini. " jawab Yunhee.

Yunhee beranjak pergi menuju kamar untuk mengemasi pakaian. Namun langkahnya terhenti karena suara itu.
'Bugg bugg bgugg'
Yunhee membalikkan badan dan melihat ibu itu memukuli Kyuhyun lagi dengan tasnya.

"Kenapa kau diam saja bocah tengik...? Kalau kau yang menghamilinya, kau harus bertanggung jawab...!!!" Teriak ibu Kyuhyun."Dan kau nona, kau tidak perlu pergi dari sini. Tindakanmu kemari sudah benar. Maafkan putraku. Dia akan bertanggung jawab atas kejadian ini. " lanjutnya. Yunhee diam di tempat mendengar ucapan ibu Kyuhyun.

Kyuhyun POV

    Setelah kemarahan eomma mereda, aku membawa Yunhee-ssi masuk kekamarnya. Kurasa ini adalah hari yang paling menakutkan untuknya. Kulihat dia duduk melamun ,tatapannya kosong. Apa dia memikirkan sesuatu?

"Yunhee-ssi, gwaenchanha?" Tanyaku.

"Seharusnya kau tidak perlu mengakuinya. Aku merasa ---"

"Apa kau berniat untuk pergi?" Potongku.

"Bukan begitu maksudku. Dengan memberiku tempat tinggal sementara saja, aku sudah sangat berterimakasih, dan untuk yang tadi, aku takut tidak bisa membalas kebaikanmu." Jawabnya. Kudekati dirinya, kuberlutut dihadapannya.

"Yunhee-ssi.. bukankah aku pernah mengatakan padamu kalau aku tulus membantumu? Jangan pernah terbebani dengan kebaikanku. Kaulah yang memegang kendali atas keputusanmu sendiri. " jawabku. Kurasakan tubuhnya bergetar. "Uljimma " sambungku dengan mengusap air matanya. "Ibu hamil tidak boleh sering menangis. " godaku.

"Lalu , bagaimana dengan pengakuanmu? Aku takut kalau semuanya terbongkar."


"Tenanglah. Kita hanya perlu bersandiwara jika eomma datang berkunjung. Eumm?"

"Eumm" angguknya.

Setelah selesai menenangkan Yunhee-ssi, aku keluar kamar untuk bertemu dengan eomma yang sedang menyiapkan makan malam. Aku merasa sangat berdosa karena telah membohongi yeoja yang melahirkanku dan membesarkanku.

"Kyu, tumben sekali rumahmu nampak bersih, biasanya eomma yang membersihkan kalau datang berkunjung." Kata eomma.

"Yunhee yang membersihkan."jawabku singkat.

"Mwo?" Tatapan eomma berubah tajam mendengar jawabanku. Memang benar, Yunheelah yang membersihkan rumah setiap harinya.
'Tak' sendok makan mulus mengetok kepalaku.

"Appo..."rengekku.

"Apa kau sudah gila? Kau sudah menghamilinya, dan kau menyuruhnya membersihkan rumah?  Apa aku mengajarimu berbuat seperti itu?" Kata eomma marah.

"Aish... aku sudah menyuruhnya istirahat saja, tapi dia tidak mau. " aduku.
'Cklek' suara pintu terbuka, Yunhee keluar dari kamarnya, lalu berjalan mendekatiku dan eomma.

"Kenapa kau keluar,,,? Seharusnya kau istirahat saja." Kataku.

"Aku tidak bisa tidur. Aku ingin susu. Apa kau punya susu dikulkas?" Ujarnya.

"Ada. Tadi eomma membawanya. Ini minumlah susu ini. Kau harus sehat. Agar kau bisa menghadapi Kyuhyun yang sangat menyebalkan ini. " jawab eomma dengan menyodorkan sekotak susu pada Yunhee.

"Gamsahamnida ajumma!" Jawabnya.

"Ajumma? Yakk... aku adalah nenek dari anakmu dan ibu dari calon suamimu. Jangan panggil aku ajumma. Panggil aku eomma. Arraseo?" Kurasa eomma mulai lagi.

"Ne, eom.. eomma..."

Kurasa aku harus membawa Yunhee kekamar saja.  Kulihat sepertinya dia tidak pandai bersandiwara.

----- -----

Author POV

Keesokan harinya, Yunhee terbangun dari tidurnya. Ia merasa ada yang aneh.
'Ini bukan kamarku' gumamnya dalam hati.

"Kau sudah bangun?" Tanya Kyuhyun yang sedang merapikan dasinya. Yunhee masih nampak bingung dengan sekitarnya. "Ini kamarku. Semalam aku memindahkanmu kemari. Eomma bermalam disini. Jadi sementara kita tidur bersama. " lanjut Kyuhyun. Yunhee nampak sedikit canggung. "Kau tidak perlu takut, aku tidur disofa semalam."

"Maaf , aku merepotkanmu lagi. "Yunhee nampak bersalah. Ia yang bisa di anggap tamu dirumah ini justru tidur dikasur yang empuk, sedangkan  Kyuhyun yang pemilik rumah malah tidur disofa kamar. "Seharusnya aku yang tidur disofa dan----"

"Eomma sudah menyiapkan sarapan. Kajja... "potong Kyuhyun.

Yunhee POV

tidak ada percakapan antara kami diruang makan ini. Serasa sarapan sendiri. Suasana sepi menyelimuti kami. Tidak ada yang mau mengawali percakan. Aku merasa tertekan.

"Yunhee-ssi, berapa usia kandunganmu?" Pertanyaan itu berhasil membuatku menghentikan kegiatan menyuapi mulutku. Tenggorokanku trasa tercekik. Aku bahkan bisa merasakan detak jantungku berdegup kencang seperti ingin lepas dari singgahannya.


"2bulan" jawab seorang yang duduk disampingku. Siapa lagi kalau bukan Kyuhyun, malaikat tanpa sayap.

"Aku tidak bertanya padamu Kyu, aku bertanya pada yeoja itu. Berapa usia kandunganmu?" Tanya ibu Kyuhyun dengan nada sedikit tinggi.

"2bulan" jawabku gemetar. Sungguh seandainya aku bisa memilih, aku lebih memilih susana makan yang sepi dari pada disertai percakan yang membuatku tertekan. Ingin sekali aku menyudahi sarapan ini dan masuk kekamar mencari jalan aman. Namun apa daya, kakiku tidak mau sejalan dengan keinginanku.
Tiba tiba kurasakan tanganku menghangat. Kulihat tangan Kyuhyun menggenggam erat tanganku seolah memberiku kekuatan untuk menghadapi ibunya.

"Kalian harus segera menikah...!" Lanjut ibu Kyuhyun. Serasa di timpa bongkahan batu, kepalaku terasa berat. Pusing. Tubuhkupun terasa lemas. Apa yang harus kulakujan? Kyuhyun bukan ayah dari anakku. Aku merasa bersalah. Sesorang tolonglah aku. Aku sudah tidak kuat menahan diriku. Tubuhku terlalu lemas dan limbung. Sebuah tangan menahanku.

"Gwaenchanha?" Tanya Kyuhyun nampak panik. "Eomma, kenapa kau selalu mengintrogasinya ? Dia sedang hamil eomma... jangan membuatnya tertekan." Marah Kyuhyun pada ibunya.

"Apa dia sakit?" Tanya ibu Kyuhyun yang terlihat ikut panik. Ingin rasanya aku ngatakan kalau aku hanya pusing. Tapi bibirku sangat sulit untuk bicara. Kuputuskan untuk diam saja.

    Setelah mengantarkan Yunhee istirahat dikamar, aku berangkat kekantor. Jika saja tidak ada rapat hari ini, mungkin aku lebih memilih untuk menemani Yunhee dirumah. Aku takut eomma akan mengintrogasinya lagi. Ku akui sekarang , bahwa rasa peduliku pada yeoja yang sekarang tinggal satu atap denganku bukan rasa peduli karena aku merasa kasihan padanya. Tapi rasa ini rasa seorang namja yang lebih dalam terhadap yeoja. Rasa cinta. Mungkin aku sudah gila. Karena aku baru mengenalnya dua hari yang lalu. Ya itulah cinta. Cinta memang gila. Tidak memandang waktu kapan cinta itu akan datang.
'Tok tok tok' ketukan pintu itu berhasil membuatku terkejut. Masuklah seorang yeoja yang ku panggil nona Jung.

"Rapat sudah siap. " ujarnya ketika masuk keruanganku.

"Baiklah..!!!" Jawabku.  Kukemasi berkas berkas yang akan kubawa dalam rapat nanti, lalu kuberjalan menuju ruang rapat.


Author POV

Sedangkan dirumah, Yunhee sedang menata makan siang dalam kotak bekal. Hari ini  nyonya Cho mengajak Yunhee untuk mengantarkan makan siang kekantor Kyuhyun.

"Apa sudah selesai Yunhee-aa?" Tanya nyonya Cho.

"Nde eomma. Sebentar lagi. " teriak Yunhee dari dapur.

Setelah selesai mengemas makan siang untuk Kyuhyun, Yunhee dan nyonya Cho berangkat kekantor.
Sesampainya dikantor, Yunhee dan nyonya Cho disambut oleh sekretaris Kyuhyun.

"Annyeonghaseyo nyonya Cho...???" Sapa Jessica ramah. Sorot matanya beralih tertuju pada yeoja yang berdiri disamping nyonya Cho, yeoja cantik yang menenteng kotak bekal milik Kyuhyun .Jessica sedikit asing dengan yeoja itu. Dia belum pernah bertemu sebelumnya.
Yunhee yang merasa kalau dirinya sedang di perhatikan oleh Jessica, merasa canggung.

"Perkenalkan  Jessica-ssi, dia Kim Yunhee, calon menantu saya. Dia calon istri Kyuhyun. " ujar nyonya Cho. Bagaikan ada sambaran petir diatas kepala Jessica. Namja yang selama ini ia idam idamkan , ia puja puja, sudah mempuyai calon istri. Jessica merasa tidak rela kalau namja yang ia inginkan menjadi milik orang selain dirinya.

"Tidak akan aku biarkan. Kyuhyun hanya miliku. Tidak ada yang boleh memilikinya. " batin Jessica.

Yunhee tersenyum manis pada Jessica. Namun Jessica membalas dengan smirk yang mengerikan.

"Apa Kyuhyun ada diruangannya?" Tanya nyonya Cho. Ingin sekali Jessica berkata bohong kalau Kyuhyun sedang rapat. Namun apa daya, sekarang dia berhadapan dengan ibu Kyuhyun.

"Dia diruangannya." Jawabnya singkat. Nyonya Cho dan Yunhee berjalan meninggalkan Jessica memasuki ruang kerja Kyuhyun.ada rasa tidak rela di hati Jessica. Ingin sekali ia menyingkirkan yeoja yang akan menjadi istri Kyuhyun.

Yunhee POV

"Yakk... kenapa tidak menghubungiku dulu kalau kalian mau kemari...?" Kata Kyuhyun terkejut dengan kedatangan kami. Kami memang tidak memberi tahu kalau akan membawakan makan siang. Kulihat wajah Kyuhyun yang terkejut, sungguh sangat lucu. Aku suka. Suka? Apa ini? Kenapa tiba tiba aku suka ? Ini pasti salah.  Kuatur napasku yang menggebu agar kembali normal. Tapi, siapa yang tidak suka dengan namja yang bagaikan malaikat ? Bahkan dia rela membohongi orangtuanya demi melindungiku. Rasanya aku ingin menangis. Entah sejak kapan air mataku mengalir membasahi pipi. Bahkan aku tidak merasakannya.

"Yunhee-aa... gwarnchanha?" Tanya eomma. Mungkin dia terkwjut melihatku berlinangan air mata. Air mata kesedihan karena membohongi seseorang, dan air mata kebahagiaan karena bertemu dengan mereka yang mau menerimaku yang seperti ini. Kuhapus air mataku, kulangkahkan kakiku memdekati Kyuhyun. Entah ada dorongan dari mana , tubuhku tiba tiba memeluknya. 'Grep'.

"Mianhae..." kataku sambil terisak karena tidak bisa lagi membendung perasaanku.

"Wae geurae?" Tanya Kyuhyun terkejut.

"Aku menyusahkanmu, seharusnya aku pergi saja waktu itu. Maafkan aku..."

"Yakk... ada apa denganmu? Yunhee-aa, eomma senang kau ada diantara kami. " ujar eomma. Rasannya aku sangat bahagia berada diantara mereka. Aku tahu aku salah... semua ini berawal dari kebohongan. Entah apa yang terjadi kalau semua ini terkuak. Mungkin aku akan... huft... aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi.

"Sudahlah... sudah waktunya makan siang. Kajja... meokja..." ajak Kyuhyun. Tapi entah mengapa aku belum rela melepas pelukan ini. Aku masih ingin memeluknya.

"Cakkamman... tunggu sebentar. Aku masih ingin seperti ini. Sebentar saja. "Kataku.

"Sepertinya eomma mengganggu acara kalian. Geurae...eomma akan pulang...!!! Kalian lanjutkan saja acara mesra kalian . Kyuhyun-aa... jaga Yunhee baik baik arraseo...?" Kata eomma. Entah seperti apa pipiku saat ini... mungkin sudah seperti kepiting rebus. Aku sungguh malu sekali.
Sepergian eomma, aku masih mempertahankan posisiku memeluk Kyuhyun. Aku sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada diriku.

"Yakk.. gwaenchanha...?" Tanya Kyuhyun.


"Mian..." jawabku dengan melepas pelukannya. Rasanya malu sekali memeluk seorang namja yang belum tahu statusnya apa.

"Kajja meokja...!" Ajaknya. Kamipun membawa makan siang kami kekantin. Sepanjang perjalanan menuju kantin, aku merasa banyak pasang mata yang memperhatikan kami. Rasanya seperti aku adalah seorang artis .

"Kyuhyun-ssi... aku merasa aneh dengan tatapan mereka semua. Apa sebaiknya aku pulang saja.?" Kataku karena merasa terganggu dengan tatapan tatapan orang disekitarku.

"Aniya... kita makan saja disini. Lagi pula setelah makan siang aku akan pulang. Semua pekerjaanku sudah kuselesaikan tadi. Aku ingin mengajakmu jalan jalan. " jawabnya. Akupun menurut dengan intruksinya. Kamipun makan siang bersama. Entah kenapa tatapanku tertuju pada seorang yeoja yang baru aku kenal tadi. Tatapannya sangan tajam, serasa ingin menelanku hidup hidup. Bukankah dia sekretaris Kyuhyun?.ada sorot kebencian dimatanya. Selera makanku langsung hilang karena tatapan intimidasi yeoja itu.

"Kyuhyun-ssi, aku ingin pulang saja." Rengekku.

"Wae? Kenapa ingin pulang? Aku baru saja makan makanan darimu. " jawabnya. Ya, Kyuhyun sedang makan sekarang. Bahkan mulutnya masih terisi ketika menjawab rengekanku. Tapi sungguh, aku tidak nyaman disini.

"Baiklah, aku akan pulang sendiri...!" Jawabku beranjak pergi. Tapi lengan Kyuhyun berhasil menghentikanku.

"Geurae.... kita pulang.!" Jawabnya dengan mulut penuh dengan makanan. Rasanya aku ingin menangis. Sungguh aku tidak bermaksud memaksanya menuruti semua keinginanku. Seharusnya aku bersyukur bertemu dengan namja baik sepertinya. Bukan malah terus merepotkannya. Kamipun pulang.


TBC


Jeng jeng jeng.... chapter 3 yang ancur banget...
Mian reader... otak lagi buntu. Cuma ini yang bisa aku persembahkan untuk kalian.mian banyak typo...
So... jgn lupa comen comen ya...
Tunggu karya aku selanjutnya.




2 komentar: